BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Belajar sebagai suatu proses
berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang
apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.Teori belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu
kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau
kerangka filosofis mengenaiteori belajar, yaitu: behaviorisme,
kognitivisme, dan konstruktivisme . Behaviorisme hanya berfokus pada aspek
objektif diamati pembelajaran.Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk
menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar
sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide
baru atau konsep.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dan tujuan belajar?
2. Bagaimana cara belajar yang baik?
3. Sebutkan prinsip-prinsip dalam
belajar
4. Sebutkan tipe-tipe dalam belajar
5. Sebutkan gaya dalam belajar
6. Sebutkan factor-faktor yang
mempengaruhi belajar
7. Apa saja perwujudan perilaku dalam
belajar?
8. Apasaja pendekatan dalam
pembelajaran?
9. Bagaimana kedudukan belajar dalam
strategi pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan
tujuan belajar.
2. Untuk mengetahui cara belajar yang
baik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip
dalam belajar.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dalam belajar.
5. Untuk mengetahui gaya dalam belajar.
6. Untuk mengetahui factor-faktor yang
mempengaruhi belajar.
7. Untuk mengetahui perwujudan perilaku
dalam belajar.
8. Untuk mengetahui pendekatan dalam
pembelajaran
9. Untuk mengetahui kedudukan belajar
dalam strategi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Tujuan Belajar
Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai
dalam semua hal, baik dalm hal ilmu pengetahuan maupun dalm bidang keterampilan
dan kecakapan. Contohnya seorang bayi yang harus belajar berbagai
kecakapan, terutama kecakapan motorik seperti : belajar menelungkup, duduk,
berdiri, merangkak atau berjalan.
Defenisi belajar menurut ( salameto,
1998 : 2 ), belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh satu perubahan tingkh laku yang baru secara keseluruan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.[1]
Ciri-ciri kematangan belajar adalah :
a. Aktivitas
yang menghasilkan perubahan pada dri individu yang belajar, baik atual, maupun
potensial.
b. Perubahan
itu pada dasarnya berupa kemampuan baru yang dapat berlaku dalam waktu yang
relatif lama.
c. Perubahan
itu terjadi karena usaha. ( Nuhi Nst, 1993 : 2 )
Dari
defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Belajar
adalah suatu usaha,yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh
–sungguh, sistemtis, dengan menggunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik maupun mental.
2. Belajar
bertujuan untuk mengadakan perubahan diri
antara lain, perubahan tingkah laku yang diharapkan kearah yang lebih
positif.
3. Belajar
juga bertujuan untuk mengubah sikap,dari sikap negative menjadi positif, dari
sikap tidak hormat menjadi tidak hormat.
4. Belajar
juga berujuan mengubah kebiasaan, dari kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan yang
baik.
5. Belajar
bertujuan mengubah pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu, missal dari yang
tidak mengetahui membaca ,tidak dapat menulis, berhitung dan berbahasa.
6. Dan
belar juga dapat mengubah dalam hal keterampilan misalnya: bidang olaraga,
kesenian, teknik, dan sebagainya.
Dari uraian diatas, cukup jelah bahwa belajar adalah
salah satu kegiatan usaha. Usaha manusia yang sangat penting dan haru dilakukan
sepanjang hayat, karna melalui usaha belajarlah kita dapat memperbaiki dalam
berbagai hal yang menyangkut kepentingan diri kita.
B.
Cara
Belajar yang Baik
Belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang
berasal dari dalam diri individu. Menurut Rudolf Pitner, sepuluh metode belajar
adalah sebagai berikut:[2]
1. Metode
keseluruhan kepada bagian (whole to part method)
2. Metode
keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)
3. Metode
campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method)
4. Metode
resitasi (recitation methode)
5. Jangka
waktu belajar (Length of practice periods)
6. Pembagin
waktu belajar (distribution o practice periods)
7. Membatasi
kelupaan (counteract forgetting)
8. Menghapal
(cramming)
9. Kecepatan
dalam hubungannya dengan ingatan
10. Retroactive
inhibiton (proses penolakan yang mengakibatkan kesalahan berfikir).
C.
Prinsip-Prinsip
Belajar
Berikut
ini adalah prinsip-prinsip dalam belajar:[3]
1.
Dlam belajar setiap siswa harus
diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai
tujuan instruksional.
2.
Belajar bersifatkeseluruhan dan materi
itu harus mliki sruktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswamudah
menangkap pengertiannya.
3.
Belajar harus menimbulkan reinforcement
dan moivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4.
Belajar itu proses kontinue maka harus
tahap demi tahap menurut perkembangannya.
5.
Belajar alah pross organisasi dan
adaptasi.
6.
Belajar hars dapat mengembangkan
kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan insruksinal yang harus dicapainya.
7.
Belajar memerlukan sarana yang cukup,
sehingga anak dapat belajar dengan tenang.
8.
Belajar perlu lingkungan yang menatang,
dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan
efektif.
9.
Belajar perlu ada interaksi anak dengan
lingkungannya.
D.
Tipe-Tipe
Belajar
Dekan memperhatikan aktivitas yang berlangsung dalam
belajar serta tahap perkembangan anak,
Gagne mengelompokan belajar menjadi
8 tipe yaitu :
1. Signal lerning
( belajar isyarat tanda )
Ini merupakan tahap
pertemuan adalah proses penguasaan pola tingkah laku yang bersifat involutery (
tidak sengaja dan tidak disadari )
2. Simulasi respon lerning
Termasuk classical
condition atau belajar dengan trial and error.
3. Chaining
( mempertautkan )
Belajar yang membentuk
rangkaian tingkah laku, yang menghubungkan gerakan satu ke gerakan lain ( masuk
kelas, duduk, ambil buku dan seterusnya )
4. Verbal
associateori
Tipe ini memberi reaksi
verbal pada stimulasi yang datang misalnya (buku, bahasa yang disenangi, blook,
makan, catatan nomor telepon )
5. Discominatioan
learning ( belajar membedakan )
Siswa mengadakan
diskriminasi (seleksi dan pemilhan ) dan memilih respon yang sesuai.
6. Concept
learning ( belajar konsep )
Kemahiran mengadakan
pemilihan akan membantu siswa dalam menemukan persamaan serta menemukan
karakterristik dari stimulasi yang ada.
7. Rule
lernimg ( belajar membuat generalisasi atau hukuman )
Siswa mengadakan
kombinasi dari berbagai konsep dengan menggunakan logika ( induktif, deduktif,
analisis dan lainya ), sehingga siswa dapat kesimpulan tertentu berupa dalil,
aturan, hukum, prinsip, dan sebagainya.
8. Problem
solving ( pemecahan masalah )
Dengan menggunakan
hukum dan prinsip yang ada untuk merumuskan dan
memecahkan masalah.[4]
E.
Gaya
Belajar
Richard M. Felder dan Barbara A. Solomon (2009)
mengemukakan beberapa jenis gaya belajar siswa seperti berikut ini:[5]
1. Pelajar
aktif dan reflektif, perbedaannya adalah sebagai berikut:
a. Pelajar
aktif cenderung selalu aktif berusaha mempertahankan dan memahami keterangan
terbaik dengan melakukannya sendiri. dia pun sangat aktif membahas, menerapkan,
menjelaskan kepada atau melakukan inisiasi untuk melibatkan teman-temannya.
Pelajar reflektif lebih suka berpikir secara diam-diam terlebih dahulu tentang
hal-hal atau fokus yang sedang dihadapinya.
b. Pelajar
aktif memulai kerja dengan pertanyaan “mari kita coba dan melihat cara
kerjanya”. Pelajar reflektif memulai kerja dengan pertanyaan “mari kita
pikirkan terlebih dahulu.”
c. Pelajar
aktif cenderung lebih menyukai kerja kelompok, sebaliknya pelajar reflektif
lebih suka bekerja sendirian.
d. Duduk
mendengarkan ceramah tanpa melakukan aktivitas fisik apapun, tapi mencatat sulit
bagi kedua jenis belajar, tetapi sangat sulit untuk pelajar yang aktif.
2. Pelajar
intuitif dan sensorik, perbedaannya adalah sebagai berikut:
a. Pelajar
sensorik cenderung menyukai fakta-fakta pembelajaran, pelajar intuitf biasanya
lebih memilih menemukan kemungkinan dan hubungan.
b. Pelajar
sensorik sering memecahkan masalah dengan metode kerja yang ketat dan kompleks,
tidak menyukai cara kerja dengan kejutan. Pelajar intuitif tidak menyukai
inovasi dan pengulangan.
c. Pelajar
sensori cenderung bersabar dengan detail hafalan maupun fakta-fakta dan
melakukan pekerjaan di laboraturium, sebaliknya pelajar intuitif mungkin lebih
menyenangi konsep-konsep baru dan sering kali lebih nyaman dengan abstraksi dan
formulasi matematis.
d. Pelajar
sensorik sangat tidak suka mengerjakan materi ujian yang tidak secara eksplisit
diajarkan di kelas, sebaliknya elajar intuitif relatif buka menerima bahan
ujian, sungguh pun belum tercaup secara eksplisit di kelas.
F.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Belajar
Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
bertanggung jawab pada banyakfaktor antara lain : kondisi kesehatan, bakat,
minat, dan motivasi, cara belajar siswa, keadaan keluarga dan sebagainya.
Faktor -
faktor yang mempengaruhi belajar dapat dilihat melalui dua faktor yaitu :[6]
1.
Faktor yang berasal dari luar diri
pelajar, dan faktor ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Faktor
– faktor non sosial,
seperti ( keadaan
udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi, atau waktu siang, malam, letak tempat, dn
alat yang dipakai untuk belajar atau pelajaran )
b. Faktor-
faktor sosial
Faktor sosial adalah
faktor manusia baik manusianya itu ada ( hadir ) ataupun tidak hadir.
2.
Faktor
yang berasal dari dalam diri si pelajar , dan faktor ini I golongkan
juga menjadi dua golongan :
a. Faktor
– faktor fisiologis
Faktor yang melatar
belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani, karna jasmani yang lelah akan
mempengaruhu situasi belajar.
b. Faktor
– faktor psikologis
Faktor yang mempunyai andil besar terhadap proses
berlangsungnya belajar seseoang, baik potensi, keadaan, maupun kemampuan yang
digambarkan secara psikologi pada seseorang anak untuk menjadi pertimbangan
untuk menentukan hasil belajar.
Sementara itu pedekatan dari proses belajar sebagai
sebuah sistem, dan dengan dasar tersebut dasar tersebut maka belajar diengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu :
a. Faktor
yang terdapat pada diri organisme itu
sendiri yang kita sebut faktor individual.
b. Faktor
yang diluar individual yang kita sebut faktor sosial.
G.
Perwujudan
Perilaku Belajar
Perwujutan prilaku belajar biasanya lebih sering
tampak dalam berbagai perubahan-perubahan yaitu kebiasaan, keterampilan,
pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berfikir rasional, sikap,
inhibisi, apresiasi dan tigkah laku efektif.[7]
1. Kebiasaan
Setiap orang yang telah
mengalami proses belajar pasti memiliki kebiasaan-kebiasaan akan tampak
berubah. Burghardt dalam Syah menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena
proses penyusunan kecendrungan respon dengan menggunakan simulasi yang
berulang-ulang. Kebiasaan ini terjadi karena proses pembiasan seperti dalam Clasical dan
Operant Conditing.
2. Keterampilan
Keterampilan adalah
kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot yang lazimnya
tampak dalam kegiatan zasmaniah seperti menulis, mengetik, olaraga dan lain
sebagainya.
3. Pengamatan
Pengamatan adalah
proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra. Alat-alat indra yang
digunakan dalam pengamatan adalah penglihatan, pendengaran, pembau atau
penciuman, perasa atau pengecapan, peraba, keseeimbangan, perasa urat daging
(kinestasi) dan indra prasa jasmaniah (organis).
4. Berfikir
Asosiatif dan Daya Ingat
Berfikir Asosiatif
adalam berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berfikir
asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan
respons.
5. Berfikir
Rasional dan Kritis
Berfikir Rasional dan
Kritis adalah perwujutan prilaku belajar, terutama yang berkaitan dengan
pemecahan masalah (problem salving). Berfikir kritis dapat dilakukan dalam
kegiatan diskusi atau debat.
6. Sikap
Dalam arti sempit sikap
adalah pandangan atau kecendrungan mental. Pada prinsipnya sikap adalah
kecendrungan individu (siswa) untuk bertindak dengan cara tertentu.
7. Inhibisi
Inhibisi adalah upaya
penguraian atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses
respons lain yang sedang berlangsung. Kemampuaan siswa inhibisi umumnya di
proleh dari belajar.
8. Apresiasi
Apresiasi adalah suatu pertimbangan (judgment)
mengenai arti penting atau nilai sesuatu. Tingkat apresiasi siswa terhadap
nilai sebuah karya sangat bergantung pada tingkat pengalaman belajarnya.
9. Tingkah
Laku Aafektif.
Tingkah laku afektif
adalah tingkah laku yang menyangkut keaneka ragaman perasaan seperti takut,
marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
H.
Pendekatan
dalam Pembelajaran
Adapun
pendekatan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:[8]
1. Pendekatan
kognitif
Pandangan kognitif
melihat manusia sebagai pembelajar aktif yang memulai pengalaman, mencari
informasi untuk memecahkan masalah, dan mereorganisasi apa yang mereka sudah
ketahui untuk mencapai wawasan baru.
2. Pendekatan
behavioral
Pandangan behavioral
ata behaviorisme berfokus pada perilaku pembelajaran. Pendekatan perilaku dalam
belajar dan pembelajaran dikembangkan berdasarkan hasil penelitian B.F
Skinner..
3. Pendekatan
kontruktivis
Teori belajar dan
pembelajaran kontruktivisme merupakan perspektif baru yang masih berpengaruh
kuat sampai saat ini. pandangan ini didasarkan pada penelitian Piaget, Lev
Vigotsky,.
4. Pendekatan
Humanis.
Pada era informasi,
dunia membutuhkan tenaga kerja yang mampu tumbuh dan berkembang, mendidik diri
sendiri, dan mencapai puncak prestasi. Ketika itu pula guru ditantang untuk
merangsang pemikiran baru, khususnya pada diri pribadi dan siswanya.
5. Pendekatan
ilmiah
Pendekatan
ilmiah yang dimaksudkan di sini bermakna bahwa transformasi substansi pembelajaran dan pemecahan masalah
pendidikan menggunakan acuan kerja yang dianut dalam dunia ilmu.
6. Pendekatan
Holistik
Premis dasar dari
pendekatan ini adalah bahwa kepribadian individu terdiri dari banyak unsur,
yaitu intelek, emosi, dorongan atau keinginan, intisi, dan imajinasi
I.
Kedudukan
Belajar dalam Strategi Pembelajaran
Merencanakan masa depan intinya adalah penddikan,
dan pendidikan intinya adalah pembelajaran, dalam pembelajaran yang dibahas
adalah kegiatan belajar. Kata Ivor K, Davies bahwa hakikat pendidikan adalah
belajarnya murid dan bukan mengajarnya guru.
Kimbel ( 1998 ) menguraikan belajar yang dikutip oleh Hergenhahn sebagai berikut
:[9]
1. Belajar
adalah perubahan perilaku yang dapat diukur.
2. Perubahan
itu relative permanen.
3. Perubahan
tidak mesti langsung terjadi tetapi dapat dengan lambat laut.
4. Perubahan
terjadi akibat dari pengalaman dan pelatihan.
5. Pengalaman
dan peraktek harus diperkuat.
Pembelajaran tidak berdiri sendiri artinya tidak hanya dilakukan oleh anak tanpa
melibatkan orang lain, keadaan lain, benda lain, akan tetapi pembelajaran
berinteraksi dengan berbagai hal. Untuk itu bahwa pembelajaran dikatakan adalah
proses interaksi antara perserta didik dengan sumber belajar, dan lingkungan
untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.
Berikut terdapat beberapa konsep dalam pembelajaran
yaitu:
1.
Belajar
Belajar adalah suatu
prosesperubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir dan kemampuan lainnya.
2.
Mengajar
Mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.
3.
Belajar-mengajar
Proses belajar-mengajar
merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbale balikyang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.
4.
Pembelajaran
Pemebelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajara pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru, dan siswa yang saling bertukar
informasi.
5.
Pelatihan
Pelatihan adalah suatu
proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu pencapaian
tujuan organisasi.
6.
Pengembangan
Pengembangan adalah
suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan
moral seseorang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan melalui pendidikan dan
pelatihan.
7.
Pendidikan
Pendidikan adalah
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang
diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian.
8.
Pembimbingan
Pembimbingan adalah
proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan
lingkungannya.
9.
Pembinaan
Pembinaan
adalah segala hal usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan
pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah.
10.
Penyuluhan
Penyuluhan adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong
dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan
dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
[1]
Mardianto, Psikologi Pendidikan,
(Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 45
[2]
Varia Winansih, Pengantar Psikologi
Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm. 44
[3] Varia Winansih, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media
Perintis, 2008), hlm. 45
[4]
Mardianto, Psikologi Pendidikan,
(Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 51
[5]
Sudarwan Danim, Psikologi Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 114
[6]
Mardianto, Psikologi Pendidikan,
(Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 48
[7]Tohirin,
Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 94
[8]
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), hlm.114
[9]
Mardianto, Psikologi Pendidikan,
(Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 54
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Belajar adalah syarat mutlak untuk
menjadi pandai dalam semua hal, baik dalm hal ilmu pengetahuan maupun dalm
bidang keterampilan dan kecakapan. Belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik
yang berasal dari dalam diri individu. Adapun tipe-tipe dalam belajar yaitu
signal learning,stimulus response learning, chaining, verbal associateori,
discomination learning, concept learning, rule learning dan problem solving.
Adapun gaya belajar yaitu pelajar aktif dan
reflektif dan pelajar intutif dan sensorik. Perwujudan perilaku belajar terdiri
atas kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat,
berfikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku
afektif. Selain itu juga ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran yaitu
pendekatan kognitif, pendekatan behavioral, pendekatan kontruktivis, pendekatan
humanis, pendekatan ilmiah, dan pendekatan holistic.
B.
Saran
Berdasarkan makalah yang kami susun, kami
menganjurkan agar seorang pendidik maupun peserta didik memahami hal-hal yang
berkaitan dengan belajar dan pembelajaran. Baik itu cara belajar yang baik,
factor-faktor yang mempengaruhinya maupun tipe-tipenya. Apabila kita
memahaminya maka kita akan mencapai hasil yang maksimal dalam belajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Mardianto, 2017, PSIKOLOGI
PENDIDIKAN, Medan: Perdana Publishing.
Winansih, Varia, 2008, PENGANTAR
PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Bandung:
Citapustaka Media Perintis.
Danim, Sudarwan, 2011, PSIKOLOGI
PENDIDIKAN, Bandung: Alfabeta.
Tohirin, 2014, PSIKOLOGI
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,
Jakarta: Raja Grafinso Persada.
Djaali, 2013, PSIKOLOGI PENDIDIKAN,
Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar