Kamis, 30 Maret 2017

Makalah Belajar dan Pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenaiteori belajar, yaitu: behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme . Behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran.Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan tujuan belajar?
2.      Bagaimana cara belajar yang baik?
3.      Sebutkan prinsip-prinsip dalam belajar
4.      Sebutkan tipe-tipe dalam belajar
5.      Sebutkan gaya dalam belajar
6.      Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi belajar
7.      Apa saja perwujudan perilaku dalam belajar?
8.      Apasaja pendekatan dalam pembelajaran?
9.      Bagaimana kedudukan belajar dalam strategi pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan tujuan belajar.
2.      Untuk mengetahui cara belajar yang baik.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam belajar.
4.      Untuk mengetahui tipe-tipe dalam belajar.
5.      Untuk mengetahui gaya dalam belajar.
6.      Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi belajar.
7.      Untuk mengetahui perwujudan perilaku dalam belajar.
8.      Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajaran
9.      Untuk mengetahui kedudukan belajar dalam strategi pembelajaran.

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Tujuan Belajar
Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam semua hal, baik dalm hal ilmu pengetahuan maupun dalm bidang keterampilan dan kecakapan.  Contohnya  seorang bayi yang harus belajar berbagai kecakapan, terutama kecakapan motorik seperti : belajar menelungkup, duduk, berdiri, merangkak atau berjalan.
            Defenisi belajar menurut ( salameto, 1998 : 2 ), belajar adalah satu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh satu perubahan tingkh laku yang baru secara keseluruan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.[1]
Ciri-ciri kematangan belajar adalah :
a.       Aktivitas yang menghasilkan perubahan pada dri individu yang belajar, baik atual, maupun potensial.
b.      Perubahan itu pada dasarnya berupa kemampuan baru yang dapat berlaku dalam waktu yang relatif lama.
c.       Perubahan itu terjadi karena usaha. ( Nuhi Nst, 1993 : 2 )
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Belajar adalah suatu usaha,yang berarti perbuatan yang dilakukan secara sungguh –sungguh, sistemtis, dengan menggunakan semua potensi  yang dimiliki, baik fisik maupun mental.
2.      Belajar bertujuan untuk mengadakan perubahan diri  antara lain, perubahan tingkah laku yang diharapkan kearah yang lebih positif.
3.      Belajar juga bertujuan untuk mengubah sikap,dari sikap negative menjadi positif, dari sikap tidak hormat menjadi tidak hormat.
4.      Belajar juga berujuan mengubah kebiasaan, dari kebiasaan buruk, menjadi kebiasaan yang baik.
5.      Belajar bertujuan mengubah pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu, missal dari yang tidak mengetahui membaca ,tidak dapat menulis, berhitung dan berbahasa.
6.      Dan belar juga dapat mengubah dalam hal keterampilan misalnya: bidang olaraga, kesenian, teknik, dan sebagainya.
Dari uraian diatas, cukup jelah bahwa belajar adalah salah satu kegiatan usaha. Usaha manusia yang sangat penting dan haru dilakukan sepanjang hayat, karna melalui usaha belajarlah kita dapat memperbaiki dalam berbagai hal yang menyangkut kepentingan diri kita.
B.     Cara Belajar yang Baik
Belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri individu. Menurut Rudolf Pitner, sepuluh metode belajar adalah sebagai berikut:[2]
1.      Metode keseluruhan kepada bagian (whole to part method)
2.      Metode keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)
3.      Metode campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method)
4.      Metode resitasi (recitation methode)
5.      Jangka waktu belajar (Length of practice periods)
6.      Pembagin waktu belajar (distribution o practice periods)
7.      Membatasi kelupaan (counteract forgetting)
8.      Menghapal (cramming)
9.      Kecepatan dalam hubungannya dengan ingatan
10.  Retroactive inhibiton (proses penolakan yang mengakibatkan kesalahan berfikir).



C.    Prinsip-Prinsip Belajar
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam belajar:[3]
1.   Dlam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
2.   Belajar bersifatkeseluruhan dan materi itu harus mliki sruktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswamudah menangkap pengertiannya.
3.   Belajar harus menimbulkan reinforcement dan moivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
4.   Belajar itu proses kontinue maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
5.   Belajar alah pross organisasi dan adaptasi.
6.   Belajar hars dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan insruksinal yang harus dicapainya.
7.   Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga anak dapat belajar dengan tenang.
8.   Belajar perlu lingkungan yang menatang, dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
9.   Belajar perlu ada interaksi anak dengan lingkungannya.
D.    Tipe-Tipe Belajar
Dekan memperhatikan aktivitas yang berlangsung dalam belajar serta tahap perkembangan anak,  Gagne mengelompokan belajar menjadi  8 tipe yaitu :
1.      Signal  lerning  ( belajar isyarat tanda )
Ini merupakan tahap pertemuan adalah proses penguasaan pola tingkah laku yang bersifat involutery ( tidak sengaja dan tidak disadari )
2.      Simulasi  respon lerning
Termasuk classical condition atau belajar dengan trial and error.
3.      Chaining ( mempertautkan )
Belajar yang membentuk rangkaian tingkah laku, yang menghubungkan gerakan satu ke gerakan lain ( masuk kelas, duduk, ambil buku dan seterusnya )
4.      Verbal associateori
Tipe ini memberi reaksi verbal pada stimulasi yang datang misalnya (buku, bahasa yang disenangi, blook, makan, catatan nomor telepon )
5.      Discominatioan learning ( belajar membedakan )
Siswa mengadakan diskriminasi (seleksi dan pemilhan ) dan memilih respon yang sesuai.
6.      Concept learning ( belajar konsep )
Kemahiran mengadakan pemilihan akan membantu siswa dalam menemukan persamaan serta menemukan karakterristik dari stimulasi yang ada.
7.      Rule lernimg ( belajar membuat generalisasi atau hukuman )
Siswa mengadakan kombinasi dari berbagai konsep dengan menggunakan logika ( induktif, deduktif, analisis dan lainya ), sehingga siswa dapat kesimpulan tertentu berupa dalil, aturan, hukum, prinsip, dan sebagainya.
8.      Problem solving ( pemecahan masalah )
Dengan menggunakan hukum dan prinsip yang ada untuk merumuskan dan  memecahkan masalah.[4]
E.     Gaya Belajar
Richard M. Felder dan Barbara A. Solomon (2009) mengemukakan beberapa jenis gaya belajar siswa seperti berikut ini:[5]
1.      Pelajar aktif dan reflektif, perbedaannya adalah sebagai berikut:
a.       Pelajar aktif cenderung selalu aktif berusaha mempertahankan dan memahami keterangan terbaik dengan melakukannya sendiri. dia pun sangat aktif membahas, menerapkan, menjelaskan kepada atau melakukan inisiasi untuk melibatkan teman-temannya. Pelajar reflektif lebih suka berpikir secara diam-diam terlebih dahulu tentang hal-hal atau fokus yang sedang dihadapinya.
b.      Pelajar aktif memulai kerja dengan pertanyaan “mari kita coba dan melihat cara kerjanya”. Pelajar reflektif memulai kerja dengan pertanyaan “mari kita pikirkan terlebih dahulu.”
c.       Pelajar aktif cenderung lebih menyukai kerja kelompok, sebaliknya pelajar reflektif lebih suka bekerja sendirian.
d.      Duduk mendengarkan ceramah tanpa melakukan aktivitas fisik apapun, tapi mencatat sulit bagi kedua jenis belajar, tetapi sangat sulit untuk pelajar yang aktif.
2.      Pelajar intuitif dan sensorik, perbedaannya adalah sebagai berikut:
a.       Pelajar sensorik cenderung menyukai fakta-fakta pembelajaran, pelajar intuitf biasanya lebih memilih menemukan kemungkinan dan hubungan.
b.      Pelajar sensorik sering memecahkan masalah dengan metode kerja yang ketat dan kompleks, tidak menyukai cara kerja dengan kejutan. Pelajar intuitif tidak menyukai inovasi dan pengulangan.
c.       Pelajar sensori cenderung bersabar dengan detail hafalan maupun fakta-fakta dan melakukan pekerjaan di laboraturium, sebaliknya pelajar intuitif mungkin lebih menyenangi konsep-konsep baru dan sering kali lebih nyaman dengan abstraksi dan formulasi matematis.
d.      Pelajar sensorik sangat tidak suka mengerjakan materi ujian yang tidak secara eksplisit diajarkan di kelas, sebaliknya elajar intuitif relatif buka menerima bahan ujian, sungguh pun belum tercaup secara eksplisit di kelas.
F.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar bertanggung jawab pada banyakfaktor antara lain : kondisi kesehatan, bakat, minat, dan motivasi, cara belajar siswa, keadaan keluarga dan sebagainya.
Faktor  - faktor yang mempengaruhi belajar dapat dilihat melalui dua faktor yaitu :[6]
1.      Faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan faktor ini dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a.       Faktor – faktor non sosial,
seperti ( keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi, atau waktu siang, malam, letak tempat, dn alat yang dipakai untuk belajar atau pelajaran )
b.      Faktor- faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor manusia baik manusianya itu ada ( hadir ) ataupun tidak hadir.
2.      Faktor  yang berasal dari dalam diri si pelajar , dan faktor ini I golongkan juga menjadi dua golongan :
a.       Faktor – faktor  fisiologis
Faktor yang melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani, karna jasmani yang lelah akan mempengaruhu situasi belajar.
b.      Faktor – faktor  psikologis
Faktor yang  mempunyai andil besar terhadap proses berlangsungnya belajar seseoang, baik potensi, keadaan, maupun kemampuan yang digambarkan secara psikologi pada seseorang anak untuk menjadi pertimbangan untuk menentukan hasil belajar. 
Sementara itu pedekatan dari proses belajar sebagai sebuah sistem, dan dengan dasar tersebut dasar tersebut maka belajar diengaruhi oleh dua faktor  utama yaitu :
a.       Faktor yang terdapat pada diri organisme  itu sendiri yang kita sebut faktor individual.
b.      Faktor yang diluar individual yang kita sebut faktor sosial.

G.    Perwujudan Perilaku Belajar
Perwujutan prilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam berbagai perubahan-perubahan yaitu kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi, apresiasi dan tigkah laku efektif.[7]
1.      Kebiasaan
Setiap orang yang telah mengalami proses belajar pasti memiliki kebiasaan-kebiasaan akan tampak berubah. Burghardt dalam Syah menyatakan bahwa kebiasaan itu timbul karena proses penyusunan kecendrungan respon dengan menggunakan simulasi yang berulang-ulang. Kebiasaan ini terjadi karena proses pembiasan seperti dalam Clasical dan  Operant Conditing.
2.      Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat saraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan zasmaniah seperti menulis, mengetik, olaraga dan lain sebagainya.
3.      Pengamatan
Pengamatan adalah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indra. Alat-alat indra yang digunakan dalam pengamatan adalah penglihatan, pendengaran, pembau atau penciuman, perasa atau pengecapan, peraba, keseeimbangan, perasa urat daging (kinestasi) dan indra prasa jasmaniah (organis).
4.      Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat
Berfikir Asosiatif adalam berfikir dengan cara mengasosiasikan sesuatu dengan lainnya. Berfikir asosiatif itu merupakan proses pembentukan hubungan antara rangsangan dengan respons.


5.      Berfikir Rasional dan Kritis
Berfikir Rasional dan Kritis adalah perwujutan prilaku belajar, terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah (problem salving). Berfikir kritis dapat dilakukan dalam kegiatan diskusi atau debat.
6.      Sikap
Dalam arti sempit sikap adalah pandangan atau kecendrungan mental. Pada prinsipnya sikap adalah kecendrungan individu (siswa) untuk bertindak dengan cara tertentu.
7.      Inhibisi
Inhibisi adalah upaya penguraian atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respons lain yang sedang berlangsung. Kemampuaan siswa inhibisi umumnya di proleh dari belajar.
8.      Apresiasi
Apresiasi adalah suatu pertimbangan (judgment) mengenai arti penting atau nilai sesuatu. Tingkat apresiasi siswa terhadap nilai sebuah karya sangat bergantung pada tingkat pengalaman belajarnya.
9.      Tingkah Laku Aafektif.
Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keaneka ragaman perasaan seperti takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was dan sebagainya.
H.    Pendekatan dalam Pembelajaran
Adapun pendekatan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:[8]
1.   Pendekatan kognitif
Pandangan kognitif melihat manusia sebagai pembelajar aktif yang memulai pengalaman, mencari informasi untuk memecahkan masalah, dan mereorganisasi apa yang mereka sudah ketahui untuk mencapai wawasan baru.


2.   Pendekatan behavioral
Pandangan behavioral ata behaviorisme berfokus pada perilaku pembelajaran. Pendekatan perilaku dalam belajar dan pembelajaran dikembangkan berdasarkan hasil penelitian B.F Skinner..
3.   Pendekatan kontruktivis
Teori belajar dan pembelajaran kontruktivisme merupakan perspektif baru yang masih berpengaruh kuat sampai saat ini. pandangan ini didasarkan pada penelitian Piaget, Lev Vigotsky,.
4.   Pendekatan Humanis.
Pada era informasi, dunia membutuhkan tenaga kerja yang mampu tumbuh dan berkembang, mendidik diri sendiri, dan mencapai puncak prestasi. Ketika itu pula guru ditantang untuk merangsang pemikiran baru, khususnya pada diri pribadi dan siswanya.
5.   Pendekatan ilmiah
      Pendekatan ilmiah yang dimaksudkan di sini bermakna bahwa transformasi  substansi pembelajaran dan pemecahan masalah pendidikan menggunakan acuan kerja yang dianut dalam dunia ilmu.
6.   Pendekatan Holistik
Premis dasar dari pendekatan ini adalah bahwa kepribadian individu terdiri dari banyak unsur, yaitu intelek, emosi, dorongan atau keinginan, intisi, dan imajinasi
I.       Kedudukan Belajar dalam Strategi Pembelajaran
Merencanakan masa depan intinya adalah penddikan, dan pendidikan intinya adalah pembelajaran, dalam pembelajaran yang dibahas adalah kegiatan belajar. Kata Ivor K, Davies bahwa hakikat pendidikan adalah belajarnya murid dan bukan mengajarnya guru.
Kimbel ( 1998 ) menguraikan belajar  yang dikutip oleh Hergenhahn sebagai berikut :[9]
1.      Belajar adalah perubahan perilaku yang dapat diukur.
2.      Perubahan itu relative permanen.
3.      Perubahan tidak mesti langsung terjadi tetapi dapat dengan lambat laut.
4.      Perubahan terjadi akibat dari pengalaman dan pelatihan.
5.      Pengalaman dan peraktek harus diperkuat.
Pembelajaran tidak berdiri sendiri  artinya tidak hanya dilakukan oleh anak tanpa melibatkan orang lain, keadaan lain, benda lain, akan tetapi pembelajaran berinteraksi dengan berbagai hal. Untuk itu bahwa pembelajaran dikatakan adalah proses interaksi antara perserta didik dengan sumber belajar, dan lingkungan untuk mendapat pengetahuan dan keterampilan baru.
Berikut terdapat beberapa konsep dalam pembelajaran yaitu:
1.      Belajar
Belajar adalah suatu prosesperubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan lainnya.
2.      Mengajar
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik.
3.      Belajar-mengajar
Proses belajar-mengajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balikyang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
4.      Pembelajaran
Pemebelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajara pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru, dan siswa yang saling bertukar informasi.
5.      Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu pencapaian tujuan organisasi.
6.      Pengembangan
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral seseorang sesuai dengan kebutuhan pekerjaan melalui pendidikan dan pelatihan.
7.      Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
8.      Pembimbingan
Pembimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami diri dan lingkungannya.
9.      Pembinaan
Pembinaan adalah segala hal usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah.
10.  Penyuluhan
Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.



[1] Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 45
[2] Varia Winansih, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm. 44
[3] Varia Winansih, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2008), hlm. 45

[4] Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 51
[5] Sudarwan Danim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 114
[6] Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 48
[7]Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 94
[8] Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm.114
[9] Mardianto, Psikologi Pendidikan, (Medan: Perdana Publishing, 2017), hlm. 54


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai dalam semua hal, baik dalm hal ilmu pengetahuan maupun dalm bidang keterampilan dan kecakapan. Belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik yang berasal dari dalam diri individu. Adapun tipe-tipe dalam belajar yaitu signal learning,stimulus response learning, chaining, verbal associateori, discomination learning, concept learning, rule learning dan problem solving.
Adapun gaya belajar yaitu pelajar aktif dan reflektif dan pelajar intutif dan sensorik. Perwujudan perilaku belajar terdiri atas kebiasaan, keterampilan, pengamatan, berfikir asosiatif dan daya ingat, berfikir rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku afektif. Selain itu juga ada beberapa pendekatan dalam pembelajaran yaitu pendekatan kognitif, pendekatan behavioral, pendekatan kontruktivis, pendekatan humanis, pendekatan ilmiah, dan pendekatan holistic.
B.     Saran  
Berdasarkan makalah yang kami susun, kami menganjurkan agar seorang pendidik maupun peserta didik memahami hal-hal yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran. Baik itu cara belajar yang baik, factor-faktor yang mempengaruhinya maupun tipe-tipenya. Apabila kita memahaminya maka kita akan mencapai hasil yang maksimal dalam belajar.










DAFTAR PUSTAKA
Mardianto, 2017, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Medan: Perdana Publishing.
Winansih, Varia, 2008, PENGANTAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Bandung:
        Citapustaka Media Perintis.
Danim, Sudarwan, 2011, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Bandung: Alfabeta.
Tohirin, 2014, PSIKOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,
       Jakarta: Raja Grafinso Persada.
Djaali, 2013, PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar