BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Penelitian
Semua organisme memiliki perilaku. Perilaku
merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu
respons dikatakan perilaku apabila jika direspons tersebut telah berpola, yakni
memberikan respon tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Begitu juga
dengan tumbuhan putri malu memiliki perilaku. Perilaku pada tumbuhan putri malu
itu disebut dengan gerak tigmonasti.[1]
Putri Malu yang disebut Mimosa pudica ini mempunyai dua gerak yaitu gerak nasti dan
tigmonasti. Asal usul dan sejarah tanaman ini berasal dari Amerika Selatan
yaitu di Negara Brazil, tanaman ini sudah dikenal sejak 1804 di Brazil. Karena
di Negara Indonesia juga hampir mempunyai iklim yang mirip dengan Brazil yaitu
panas.[2]
Gerak tumbuhan terjadi begitu perlahan sehingga
tidak terlihat oleh mata biasa diantaranya adalah pembengkokan, melilitnya
batang, gerak daun, serta membuka dan menutupnya bunga. Dasar dari semua gerak
tumbuhan adalah kenyataan bahwa protoplasma tumbuhan seperti halnya protoplasma
hewan yang peka terhadap ransangan dari luar dan dalam.
Sampai saat ini sebab dan mekanisme gerak masih
sedikit yang dipahami, ada 2 macam gerak tumbuhan yaitu gerak spontan akibat
ransangan dalam dan relatif tidak tergantung pada ransangan luar dan gerak
tereduksi yaitu hasil reaksi terhadap ransangan yang datang dari luar tumbuhan.
diantara ransangan luar yang menyebabkan tanaman bergerak adalah gaya berat,
kekejutan, sentuhan, dan flukruasi cahaya. Untuk itu kami akan membuktikan
adanya gerak akibat sentuhan substrat untuk tanaman putri malu.[3]
B.
Identifikasi
Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah
dikemukakan di atas, penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Tumbuhan
putri malu mengatup, hal ini terbukti ketika anak daun, pangkal tangkai daun
dan pangkal tangkai anak daun disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi
secara membara.
2. Tumbuhan
putri malu tidak dapat mengatup, hal ini terbukti ketika pangkal tangkai anak
daun disentuh menggunakan pensil.
3. Tumbuhan
putri malu yang disentuh menggunakan pensil beberapa menit membuka kembali.
C.
Rumusan
Penelitian
1. Apakah
tanaman putri malu mengatup setelah disentuh dengan pensil runcing dan lidi?
2. Pada
sentuhan manakah, putri malu tidak mengatup ketika disentuh menggunakan pensil
runcing dan lidi?
3. Berapa
lama tanaman putri malu menutup dan membuka kembali daunnya setelah disentuh
menggunakan pensil runcing dan lidi?
D.
Tujuan
Penelitian
1. Untuk
mengetahui tanaman putri malu mengatup atau tidak ketika disentuh.
2. Untuk
mengetahui sentuhan mana, putri malu tidak mengatup ketika disentuh.
3. Untuk
mengetahui lamanya daun putri malu membuka dan menutup ketika disentuh.
BAB II
KERANGKA TEORI
A.
Variabel
X
Dalam penelitian yang saya lakukan ini mengenai
gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu
terlihat bahwa dari hasil percobaan daun pada putri malu ketika disentuh
menggunakan pensil dan lidi daunnya mengatup. Jadi yang mempengaruhi daun putri
malu mengatup adalah pensil dan lidi.
Makhluk hidup mampu melakukan tanggapan ataupun
merespon terhadap berbagai stimulus, baik berasal dari lingkungan luar maupun
dari dalam tubuh ssendiri. Kepekaan makhluk hidup untuk memberikan suatu
tanggapan atau respon terhadap ransangan (stimulus) yang diterima disebut
iritabilita. Gerak pada tumbuhan terjadi karena tekanan turgor.[4]
Menurut
penyebabnya gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi:[5]
1. Gerak
Tropisme
-Merupakan gerak
sebagian dari tubuh tanaman yang arah gerak dipengaruhi oleh arah ransang dari luar.
-Contoh:
·
Fototropisme, jika sumber rangsang
berupa cahaya.
Contoh: pertumbuhan
ujung batang kea rah cahaya
·
Kemotropisme, jika sumber rangsang
berupa bahan kimia.
Contoh: pertumbuhan
akar napas pada tumbuhan bakau.
·
Geotropisme, jika arah rangsang berupa
gravitasi bumi.
Contoh: pertumbuhan
akar yang menuju ke bumi (geotropisme positif), sedangkan pertumbuhan batang
(geotropisme negatif)
·
Hidrotropisme, merupakan gerak pada
tumbuhan karena ada rangsang berupa air (genangan air)
Contoh: gerak akar
menuju ke daerah yang banyak airnya.
·
Tigmotropisme, merupakan gerak pada
tumbuhan yang disebabkan rangsang berupa sentuhan benda keras.
Contoh: membelitnya
sulur tanaman pare, labu, dan mentimun, ketika menyentuh benda keras dalam
waktu lama.
2. Taksis[6]
-Merupakan gerak
menyeluruh dari tubuh tumbuhan yang arah gerak dipengaruhi oleh arah rangsang.
-Contoh:
·
Fototaksis, yaitu jika sumber rangsang
berupa cahaya.
Contoh: gerakan dari
ganggang Spirulina untuk menuju kea rah cahaya.
·
Kemotaksis, jika sumber rangsang berupa bahan
kimia.
Contoh: gerak
spermatozoid tumbuhan lumut dan paku ke arah
arkegonium karena
adanya asam malat atau sukrosa.
3. Nasti
-Yaitu gerak dari tubuh
tumbuhan yang arah gerak tidak dipengaruhi oleh arah rangsang.
-Contoh:
·
Fotonasti, yaitu gerak nasti yang
disebabkan oleh rangsang berupa cahaya. namun arah gerak tidak mengiuti arah
rangsang.
Contoh: beberapa jenis
tumbuhan kaktus yang bungannya mekar pada malam hari dan menutup pada siang
hari.
·
Seismonasti, yaitu gerak jika
rangsangnya berupa sentuhan.
Contoh: Gerak
menutupnya daun putri malu waktu disentuh.
·
Tigmonasti, yaitu gerak menutupnya daun
pada keadaan gelap.
Contoh: menutupnya daun
cina dan putri malu ketika disentuh dalam keadaan gelap.
·
Termonasti, yaitu gerak yang disebabkan
oleh rangsang berupa suhu.
Contoh: mekarnya bunga
tulip pada suhu tertentu.
·
Nasti kompleks, yaitu gerak yang
disebabkan oleh berbagai rangsang yang bekerja bersamaan.
Contoh: pada gerakan
membuka dan menutupnya stomata.
B.
Variabel
Y
Pada penelitian yang saya lakukan mengenai perilaku
tigmonasti pada tumbuhan putri malu terlihat bahwa yang dipengaruhi dari hasil
percobaan ini adalah tumbuhan putri malu. Karena tumbuhan putri malu ketika
disentuh menggunakan pensil dan lidi daunnya mengatup.
Putri malu ( mimosa
pudica ) merupakan tumbuhan yang berasal dari padang rumput Amerika Selatan,
tetapi kita dapat menjumpainya di Indonesia. Tumbuhan yang satu ini terdiri
atas anak-anak daun yang menempel pada tangkai, dan juga kembang kecil berwarna
merah muda. Daunnya beragam dan tersusun berhadapan serta berbentuk menyirip
dengan tepi yang rata. Tanaman ini memiliki duri-duri kecil dan mudah hayati di
halaman atau kebun sekitar rumah.
Dilihat dari ciri yang dimilikinya, putri malu
termasuk ke dalam jenis polong-polongan. Selain itu, merupakan salah satu jenis
tumbuhan dikotil (berkeping dua) dan memiliki biji tertutup, atau dalam bahasa
ilmiah disebut dengan angiospermae .
Tumbuhan putri malu terkenal unik sebab daunnya akan
langsung menutup jika disentuh, dan akan kembali terbuka dalam beberapa menit
kemudiam. Sebenarnya selain peka terhadap sentuhan, putri malu juga peka
terhadap cahaya.[7]
Pada dasarnya, tanaman mimosa pudica ini bukan hanya
mengatup pada saat disentuh saja, melainkan juga pada saat malam hari. Susunan
syaraf pada tanaman ini sangat peka sehingga reaksinya pun bisa diamati secara
langsung. Kepekaan inilah yang membuat putri malu mampu merespon sentuhan
secara cepat. Salah satu tujuan mobilitas pada tumbuhan ini ialah buat
melindungi diri dari serangga yang akan memakan daunnya.
Gerak yang terjadi pada putri malu disebabkan oleh
pembengkakan pada dan titik lekat daun. Pada saat itu, sel pulvinus yang berisi
air bocor sehingga air tersebut pindah ke ruang antar sel. Air yang terdapat
dalam tangkai dan daun seketika menjadi kosong sehingga menyebabkan hilangnya
turgor (keseimbangan air) di dalam sel pulvinus.
Keadaan ini membuat tangkai dan daun mengatup.
Keadaan tersebut akan berlangsung beberapa menit, kemudian akan kembali seperti
semula. Hal ini juga terjadi saat matahari terbenam sebab putri malu juga peka
terhadap gelap. Sel-sel pulvinus yang terdapat dalam tumbuhan putri malu
memiliki dinding yang sangat tipis tetapi mampu mengalirkan air melalui
pembuluh-pembuluhnya.
Pembuluh-pembuluh inilah yang menyimpan dan
mengantarkan sari-sari makanan hingga ke sistem saluran pusat yang dimiliki
putri malu. Sel-sel inilah yang memiliki kepekaan luar biasa. Bahkan, kepekaan
pada tumbuhan ini dianggap hampir mendekati kepekaan yang dimiliki hewan.
Meski tumbuhan ini memiliki kepekaan yang luar
biasa, tak semua bagian tubuh putri malu dapat direspon oleh sel-sel yang
dimilikinya. Bagian-bagian ujung batang, tengah batang dan percabangan jika
disentuh dengan lidi tak akan memberikan respon apapun. Selain itu, respon
mobilitas seismonasti yang ditujukkan juga bhineka tergantung dari bagian yang
disentuh dan juga kekuatan sentuhan itu sendiri, misalnya disentuh dengan kasar
atau halus.[8]
BAB III
METODOLOGI RISET
A.
Pendekatan
Penelitian
Dalam penelitian mengenai bagaimana gerak tigmonasti
pada tumbuhan putri malu ini, saya menggunakan metode penelitian atau
pendekatan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang
menghasilkan data numerikal (angka). Analisis data dilakukan menggunakan teknik
statistik untuk mereduksi dan mengelompokan data, menentukan hubungan serta
mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data. Kontrol, instrumen, dan analisis
statistik digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan penelitian secara akurat.
Dengan demikian kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui
penelitian kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.
Pendekatan
kuantitatif
seperti penjelasan di atas mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek
penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk
operasionalisasi variabel masing-masing. Penelitian kuantitatif memerlukan
adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan
digunakan. Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan
penafsiran angka.
B.
Latar
Penelitian
Latar penelitian adalah tempat
dimana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian
ini, kami melakukan penelitian di Lingkungan Unimed jalan Willem Iskandar Pasar
V Medan Estate kode pos 1589 medan 20221 Sumatera Utara tepatnya pada waktu
siang hari.
C.
Sumber
Data
Dalam penelitian yang saya lakukan mengenai gerak
tigmonasti pada tumbuhan putrid malu, sumber data yang saya gunakan adalah data
primer. Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh
langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lovlent bahwa
sumber data utama dalam penelitian kuantitatif ialah kata-kata dan tindakan.
Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan
dengan mengamati. Peneliti menggunakan data ini untuk mengamati bagaimana gerak
tigmonasti pada tumbuhan putri malu yaitu dengan cara melakukan praktik dan
pengamatan langsung di Lingkungan sekitar UNIMED.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat
penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam
mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematis dan standart untuk memperoleh data yang diperlukan .
1. Observasi
langsung
Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah
direncanakan secara sistematik tentang bagaimana gerak tigmonasti pada tumbuhan
putri malu. Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku,
perkembangan dan sebagainya tentang bagaimana gerak tigmonasti pada tumbuhan
putri malu. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang
tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara
verbal.
2. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah kumpulan data dengan
meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan objek
penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan
konkrit tentang bagaimana perilaku tigmonasti pada tumbuhan putri malu.
Tumbuhan putri
malu
Pensil
Lidi
Stopwatch
Anak daun ketika disentuh
menggunakan pensil
Pangkal
tangkai daun ketika disentuh menggunakan pensil
Pangkal tangkai anak daun ketika disentuh menggunakan pensil
Anak daun ketika
disentuh menggunakan lidi
Pangkal tangkai daun ketika disentuh
menggunakan lidi
Pangkal tangkai
anak daun ketika disentuh menggunakan lidi
E.
Alat
dan Bahan
1. Tumbuhan
Putri Malu
2. Pensil
Runcing
3. Lidi
4. Stopwatch
F.
Prosedur
Kerja
1. Persiapkan Alat
dan Bahan
2. Carilah tempat
atau daerah tumbuh tanaman putri malu
3.
Lakukan sentuhan dengan pensil runcing
dan dengan lidi yang
membara secara berturut- turut pada
anak daun, pangkal tangkai daun, dan pangkal tangkai anak daun.
4. Amati arah gerak yang terjadi
5. Catat waktu
yang diperlukan oleh daun tersebut untuk membuka kembali
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penelitian
NO
|
Jenis
sentuhan
|
Perlakuan
yang diberikan
|
Keadaan
saat disentuh
|
Waktu
untuk membuka
|
1
|
Menggunakan pensil
runcing
|
Anak
daun
Pangkal
tangkai daun
Pangkal
tangkai anak daun
|
Mengatup
Mengatup
Tidak
mengatup
|
10
menit
10
menit
-
|
2
|
Menggunakan
lidi secara membara
|
Anak
daun
Pangkal
tangkai daun
Pangkal
tangkai anak daun
|
Mengatup
Mengatup
Mengatup
|
Tidak
membuka
Tidak
membuka
Tidak
membuka
|
B.
Pembahasan
Terlihat dari hasil penelitian bahwa bila daun putri
malu disentuh dan dikenai panas maka daun putri malu akan mengatup. Namun, ada
perbedaan jika daun putri malu disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi
secara membara, yaitu jika pada anak daun disentuh menggunakan pensil runcing
maka daun putri malu hanya akan mengatup, jika pada pangkal tangkai daun
disentuh menggunakan pensil runcing maka pangkal tangkai akan turun kebawah dan
daunnya akan mengatup dan jika pada pangkal tangkai anak daun disentuh menggunakan
pensil runcing maka daunnya tidak mengatup.
Berbeda bila daun putri malu disentuh menggunakan
lidi secara membara, yaitu jika pada anak daun disentuh menggunakan lidi secara
membara maka daun putri malu hanya akan mengatup, jika pada pangkal tangkai
daun disentuh menggunakan lidi secara membara maka pangkal tangkai akan turun
kebawah dan daunnya akan mengatup dan jika pada pangkal tangkai anak daun
disentuh menggunakan lidi secara membara maka daunnya juga mengatup. Hal itu
berbeda dikarenakan adanya perbedaan luas permukaan pensil dan lidi.
Selama sepuluh menit daun putri malu disentuh, daun putri
malu akan membuka kembali. Tanaman putri malu tersebut membuka kembali ke
keaadaan semula dikarenakan adanya panas. Dimana tanaman yang membuka kembali
adalah tanman yang disentuh menggunakan pensil.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi, berdasarkan penelitian yang saya lakukan, saya
menyimpulkan bahwa ketika semua bagian daun putri malu disentuh menggunakan
pensil runcing, tepatnya pada bagian anak daun, pangkal tangkai daun, dan
pangkal tangkai anak daun, ternyata tidak semua bagian tanaman putri malu yang
disentuh akan mengatup. Jika kita menyentuh bagian pangkal tangkai anak daun
menggunakan pensil, tanaman putri malu tidak mengatup. Tetapi jika kita
menyentuh bagian anak daun atau pangkal tangkai daun, tanaman putri malu akan
mengatup.
Namun, ketika semua bagian daun putri malu disentuh
menggunakan lidi, tepatnya pada bagian anak daun, pangkal tangkai daun, dan
pangkal tangkai anak daun, ternyata daun putri malu mengatup.
Dan selama sepuluh menit daun putri malu disentuh
menggunakan pensil runcing dan lidi, ternyata daun putri malu yang disentuh
menggunakan pensillah yang kembali ke keadaan semula atau membuka, sedangkan
yang disentuh menggunakan lidi tidak membuka kembali. Hal itu dikarenakan
adanya perbedaan luas permukaan pada pensil dan lidi serta adanya panas.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saya jadi mengerti
dan memahami berbagai jenis gerak pada tumbuhan, terutama gerak tigmonasti pada
tumbuhan putri malu. Dan ternyata ada perbedaan jenis sentuhan pada tumbuhan
putri malu jika disentuh menggunakan dua benda yang berbeda. Semoga hasil
penelitian yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Sutarmi,
Siti. 1991. Biologi Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Saktiyono.
2006. Biologi Jilid 1. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Campbell,
Neil A. Biologi Edisi Kelima.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hermanto,
Bambang. 2004. Metode The King Biologi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Herlina,
Rose. 2008. Inti Sari Biologi.
Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Siahaan.
2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan. Bandung: Erlangga.
[1]
Siti Sutarmi, Biologi Edisi Kelima, (Jakarta:
Penerbit Erlangga,1991), hlm. 722
[2]
www.binasyifa.com
[3]
Saktiyono, Biologi Jilid 1, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 247
[4]
Neil A. Cambell, Biologi Edisi Kelima,
(Jakarta: Penerbit Erlangga), hlm. 219
[5]
Bambang Hermanto, Metode The King Biologi,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hlm248
[6]
Bambang Hermanto, Metode The King Biologi,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hlm 249
[7]
Rose Herlina, Inti Sari Biologi,
(Jakarta: PT Kawan Pustaka, 2008), hlm. 74
[8]
Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan Edisi Kedua, (Bandung: Erlangga, 2004), hlm. 108
online casino no deposit bonus 2021 - KADANG PICTAR
BalasHapusThis page shows the best online casino bonuses for worrione 2021 and 2020. kadangpintar We have the information to help you with your no deposit 제왕카지노 bonus.