Jumat, 31 Maret 2017

Mini Riset Mengenai Perilaku Tigmonasti Pada Tumbuhan Putri Malu



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Penelitian
Semua organisme memiliki perilaku. Perilaku merupakan bentuk respons terhadap kondisi internal dan eksternalnya. Suatu respons dikatakan perilaku apabila jika direspons tersebut telah berpola, yakni memberikan respon tertentu yang sama terhadap stimulus tertentu. Begitu juga dengan tumbuhan putri malu memiliki perilaku. Perilaku pada tumbuhan putri malu itu disebut dengan gerak tigmonasti.[1]
Putri Malu yang disebut Mimosa pudica ini mempunyai dua gerak yaitu gerak nasti dan tigmonasti. Asal usul dan sejarah tanaman ini berasal dari Amerika Selatan yaitu di Negara Brazil, tanaman ini sudah dikenal sejak 1804 di Brazil. Karena di Negara Indonesia juga hampir mempunyai iklim yang mirip dengan Brazil yaitu panas.[2]
Gerak tumbuhan terjadi begitu perlahan sehingga tidak terlihat oleh mata biasa diantaranya adalah pembengkokan, melilitnya batang, gerak daun, serta membuka dan menutupnya bunga. Dasar dari semua gerak tumbuhan adalah kenyataan bahwa protoplasma tumbuhan seperti halnya protoplasma hewan yang peka terhadap ransangan dari luar dan dalam.
Sampai saat ini sebab dan mekanisme gerak masih sedikit yang dipahami, ada 2 macam gerak tumbuhan yaitu gerak spontan akibat ransangan dalam dan relatif tidak tergantung pada ransangan luar dan gerak tereduksi yaitu hasil reaksi terhadap ransangan yang datang dari luar tumbuhan. diantara ransangan luar yang menyebabkan tanaman bergerak adalah gaya berat, kekejutan, sentuhan, dan flukruasi cahaya. Untuk itu kami akan membuktikan adanya gerak akibat sentuhan substrat untuk tanaman putri malu.[3]
B.     Identifikasi Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.      Tumbuhan putri malu mengatup, hal ini terbukti ketika anak daun, pangkal tangkai daun dan pangkal tangkai anak daun disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi secara membara.
2.      Tumbuhan putri malu tidak dapat mengatup, hal ini terbukti ketika pangkal tangkai anak daun disentuh menggunakan pensil.
3.      Tumbuhan putri malu yang disentuh menggunakan pensil beberapa menit membuka kembali.

C.    Rumusan Penelitian
1.      Apakah tanaman putri malu mengatup setelah disentuh dengan pensil runcing dan lidi?
2.      Pada sentuhan manakah, putri malu tidak mengatup ketika disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi?
3.      Berapa lama tanaman putri malu menutup dan membuka kembali daunnya setelah disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi?

D.    Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui tanaman putri malu mengatup atau tidak ketika disentuh.
2.      Untuk mengetahui sentuhan mana, putri malu tidak mengatup ketika disentuh.
3.      Untuk mengetahui lamanya daun putri malu membuka dan menutup ketika disentuh.


BAB II
KERANGKA TEORI
A.    Variabel X
Dalam penelitian yang saya lakukan ini mengenai gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu  terlihat bahwa dari hasil percobaan daun pada putri malu ketika disentuh menggunakan pensil dan lidi daunnya mengatup. Jadi yang mempengaruhi daun putri malu mengatup adalah pensil dan lidi.
Makhluk hidup mampu melakukan tanggapan ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik berasal dari lingkungan luar maupun dari dalam tubuh ssendiri. Kepekaan makhluk hidup untuk memberikan suatu tanggapan atau respon terhadap ransangan (stimulus) yang diterima disebut iritabilita. Gerak pada tumbuhan terjadi karena tekanan turgor.[4]
Menurut penyebabnya gerak pada tumbuhan dibedakan menjadi:[5]
1.      Gerak Tropisme
-Merupakan gerak sebagian dari tubuh tanaman yang arah gerak dipengaruhi oleh arah ransang dari luar.
-Contoh:
·         Fototropisme, jika sumber rangsang berupa cahaya.
Contoh: pertumbuhan ujung batang kea rah cahaya
·         Kemotropisme, jika sumber rangsang berupa bahan kimia.
Contoh: pertumbuhan akar napas pada tumbuhan bakau.
·         Geotropisme, jika arah rangsang berupa gravitasi bumi.
Contoh: pertumbuhan akar yang menuju ke bumi (geotropisme positif), sedangkan pertumbuhan batang (geotropisme negatif)
·         Hidrotropisme, merupakan gerak pada tumbuhan karena ada rangsang berupa air (genangan air)
Contoh: gerak akar menuju ke daerah yang banyak airnya.
·         Tigmotropisme, merupakan gerak pada tumbuhan yang disebabkan rangsang berupa sentuhan benda keras.
Contoh: membelitnya sulur tanaman pare, labu, dan mentimun, ketika menyentuh benda keras dalam waktu lama.
2.      Taksis[6]
-Merupakan gerak menyeluruh dari tubuh tumbuhan yang arah gerak dipengaruhi oleh arah rangsang.
-Contoh:
·         Fototaksis, yaitu jika sumber rangsang berupa cahaya.
Contoh: gerakan dari ganggang Spirulina untuk menuju kea rah cahaya.
·         Kemotaksis, jika sumber rangsang berupa bahan kimia.
Contoh: gerak spermatozoid tumbuhan lumut dan paku ke arah
arkegonium karena adanya asam malat atau sukrosa.
3.      Nasti
-Yaitu gerak dari tubuh tumbuhan yang arah gerak tidak dipengaruhi oleh arah rangsang.
-Contoh:
·         Fotonasti, yaitu gerak nasti yang disebabkan oleh rangsang berupa cahaya. namun arah gerak tidak mengiuti arah rangsang.
Contoh: beberapa jenis tumbuhan kaktus yang bungannya mekar pada malam hari dan menutup pada siang hari.
·         Seismonasti, yaitu gerak jika rangsangnya berupa sentuhan.
Contoh: Gerak menutupnya daun putri malu waktu disentuh.
·         Tigmonasti, yaitu gerak menutupnya daun pada keadaan gelap.
Contoh: menutupnya daun cina dan putri malu ketika disentuh dalam keadaan gelap.
·         Termonasti, yaitu gerak yang disebabkan oleh rangsang berupa suhu.
Contoh: mekarnya bunga tulip pada suhu tertentu.
·         Nasti kompleks, yaitu gerak yang disebabkan oleh berbagai rangsang yang bekerja bersamaan.
Contoh: pada gerakan membuka dan menutupnya stomata.

B.     Variabel Y
Pada penelitian yang saya lakukan mengenai perilaku tigmonasti pada tumbuhan putri malu terlihat bahwa yang dipengaruhi dari hasil percobaan ini adalah tumbuhan putri malu. Karena tumbuhan putri malu ketika disentuh menggunakan pensil dan lidi daunnya mengatup.
Putri malu ( mimosa pudica ) merupakan tumbuhan yang berasal dari padang rumput Amerika Selatan, tetapi kita dapat menjumpainya di Indonesia. Tumbuhan yang satu ini terdiri atas anak-anak daun yang menempel pada tangkai, dan juga kembang kecil berwarna merah muda. Daunnya beragam dan tersusun berhadapan serta berbentuk menyirip dengan tepi yang rata. Tanaman ini memiliki duri-duri kecil dan mudah hayati di halaman atau kebun sekitar rumah.
Dilihat dari ciri yang dimilikinya, putri malu termasuk ke dalam jenis polong-polongan. Selain itu, merupakan salah satu jenis tumbuhan dikotil (berkeping dua) dan memiliki biji tertutup, atau dalam bahasa ilmiah disebut dengan angiospermae .
Tumbuhan putri malu terkenal unik sebab daunnya akan langsung menutup jika disentuh, dan akan kembali terbuka dalam beberapa menit kemudiam. Sebenarnya selain peka terhadap sentuhan, putri malu juga peka terhadap cahaya.[7]
Pada dasarnya, tanaman mimosa pudica ini bukan hanya mengatup pada saat disentuh saja, melainkan juga pada saat malam hari. Susunan syaraf pada tanaman ini sangat peka sehingga reaksinya pun bisa diamati secara langsung. Kepekaan inilah yang membuat putri malu mampu merespon sentuhan secara cepat. Salah satu tujuan mobilitas pada tumbuhan ini ialah buat melindungi diri dari serangga yang akan memakan daunnya.
Gerak yang terjadi pada putri malu disebabkan oleh pembengkakan pada dan titik lekat daun. Pada saat itu, sel pulvinus yang berisi air bocor sehingga air tersebut pindah ke ruang antar sel. Air yang terdapat dalam tangkai dan daun seketika menjadi kosong sehingga menyebabkan hilangnya turgor (keseimbangan air) di dalam sel pulvinus.
Keadaan ini membuat tangkai dan daun mengatup. Keadaan tersebut akan berlangsung beberapa menit, kemudian akan kembali seperti semula. Hal ini juga terjadi saat matahari terbenam sebab putri malu juga peka terhadap gelap. Sel-sel pulvinus yang terdapat dalam tumbuhan putri malu memiliki dinding yang sangat tipis tetapi mampu mengalirkan air melalui pembuluh-pembuluhnya.
Pembuluh-pembuluh inilah yang menyimpan dan mengantarkan sari-sari makanan hingga ke sistem saluran pusat yang dimiliki putri malu. Sel-sel inilah yang memiliki kepekaan luar biasa. Bahkan, kepekaan pada tumbuhan ini dianggap hampir mendekati kepekaan yang dimiliki hewan.
Meski tumbuhan ini memiliki kepekaan yang luar biasa, tak semua bagian tubuh putri malu dapat direspon oleh sel-sel yang dimilikinya. Bagian-bagian ujung batang, tengah batang dan percabangan jika disentuh dengan lidi tak akan memberikan respon apapun. Selain itu, respon mobilitas seismonasti yang ditujukkan juga bhineka tergantung dari bagian yang disentuh dan juga kekuatan sentuhan itu sendiri, misalnya disentuh dengan kasar atau halus.[8]


BAB III
METODOLOGI RISET
A.    Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian mengenai bagaimana gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu ini, saya menggunakan metode penelitian atau pendekatan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan data numerikal (angka). Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokan data, menentukan hubungan serta mengidentifikasikan perbedaan antar kelompok data. Kontrol, instrumen, dan analisis statistik digunakan untuk menghasilkan temuan-temuan penelitian secara akurat. Dengan demikian kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.
Pendekatan kuantitatif seperti penjelasan di atas mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka.

B.     Latar Penelitian
Latar penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini, kami melakukan penelitian di Lingkungan Unimed jalan Willem Iskandar Pasar V Medan Estate kode pos 1589 medan 20221 Sumatera Utara tepatnya pada waktu siang hari.


C.    Sumber Data
Dalam penelitian yang saya lakukan mengenai gerak tigmonasti pada tumbuhan putrid malu, sumber data yang saya gunakan adalah data primer. Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sedangkan menurut Lovlent bahwa sumber data utama dalam penelitian kuantitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati. Peneliti menggunakan data ini untuk mengamati bagaimana gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu yaitu dengan cara melakukan praktik dan pengamatan langsung di Lingkungan sekitar UNIMED.

D.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standart untuk memperoleh data yang diperlukan .
1.      Observasi langsung
Observasi ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang bagaimana gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu. Tujuan menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan dan sebagainya tentang bagaimana gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu. Observasi langsung juga dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi secara verbal.
2.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah kumpulan data dengan meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan objek penelitian. Tujuan digunakan metode ini untuk memperoleh data secara jelas dan konkrit tentang bagaimana perilaku tigmonasti pada tumbuhan putri malu.
                              Tumbuhan putri malu

                                           Pensil


                                               Lidi

                                           Stopwatch

                    Anak daun ketika disentuh menggunakan pensil








          Pangkal tangkai daun ketika disentuh menggunakan pensil

    Pangkal tangkai  anak daun ketika disentuh menggunakan pensil

                              Anak daun ketika disentuh menggunakan lidi

        Pangkal tangkai daun ketika disentuh menggunakan lidi

    Pangkal tangkai anak daun ketika disentuh menggunakan lidi








E.     Alat dan Bahan
1.      Tumbuhan Putri Malu
2.      Pensil Runcing
3.      Lidi
4.      Stopwatch

F.     Prosedur Kerja
1.      Persiapkan Alat dan Bahan
2.      Carilah tempat atau daerah tumbuh tanaman putri malu
3.      Lakukan sentuhan dengan pensil runcing dan dengan lidi yang
membara secara berturut- turut pada anak daun, pangkal tangkai daun, dan pangkal tangkai anak daun.
4.       Amati arah gerak yang terjadi
5.      Catat waktu yang diperlukan oleh daun tersebut untuk membuka kembali











BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
A.    Hasil Penelitian
NO
Jenis sentuhan
Perlakuan yang diberikan
Keadaan saat disentuh
Waktu untuk membuka



1

 

Menggunakan pensil runcing
Anak daun

Pangkal tangkai daun

Pangkal tangkai anak daun
Mengatup

Mengatup

Tidak mengatup
10 menit

10 menit

-




2




Menggunakan lidi secara membara
Anak daun


Pangkal tangkai daun


Pangkal tangkai anak daun
Mengatup


Mengatup


Mengatup
Tidak membuka

Tidak membuka

Tidak membuka

B.     Pembahasan
Terlihat dari hasil penelitian bahwa bila daun putri malu disentuh dan dikenai panas maka daun putri malu akan mengatup. Namun, ada perbedaan jika daun putri malu disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi secara membara, yaitu jika pada anak daun disentuh menggunakan pensil runcing maka daun putri malu hanya akan mengatup, jika pada pangkal tangkai daun disentuh menggunakan pensil runcing maka pangkal tangkai akan turun kebawah dan daunnya akan mengatup dan jika pada pangkal tangkai anak daun disentuh menggunakan pensil runcing maka daunnya tidak mengatup.
Berbeda bila daun putri malu disentuh menggunakan lidi secara membara, yaitu jika pada anak daun disentuh menggunakan lidi secara membara maka daun putri malu hanya akan mengatup, jika pada pangkal tangkai daun disentuh menggunakan lidi secara membara maka pangkal tangkai akan turun kebawah dan daunnya akan mengatup dan jika pada pangkal tangkai anak daun disentuh menggunakan lidi secara membara maka daunnya juga mengatup. Hal itu berbeda dikarenakan adanya perbedaan luas permukaan pensil dan lidi.
Selama sepuluh menit daun putri malu disentuh, daun putri malu akan membuka kembali. Tanaman putri malu tersebut membuka kembali ke keaadaan semula dikarenakan adanya panas. Dimana tanaman yang membuka kembali adalah tanman yang disentuh menggunakan pensil.











BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jadi, berdasarkan penelitian yang saya lakukan, saya menyimpulkan bahwa ketika semua bagian daun putri malu disentuh menggunakan pensil runcing, tepatnya pada bagian anak daun, pangkal tangkai daun, dan pangkal tangkai anak daun, ternyata tidak semua bagian tanaman putri malu yang disentuh akan mengatup. Jika kita menyentuh bagian pangkal tangkai anak daun menggunakan pensil, tanaman putri malu tidak mengatup. Tetapi jika kita menyentuh bagian anak daun atau pangkal tangkai daun, tanaman putri malu akan mengatup.
Namun, ketika semua bagian daun putri malu disentuh menggunakan lidi, tepatnya pada bagian anak daun, pangkal tangkai daun, dan pangkal tangkai anak daun, ternyata daun putri malu mengatup.
Dan selama sepuluh menit daun putri malu disentuh menggunakan pensil runcing dan lidi, ternyata daun putri malu yang disentuh menggunakan pensillah yang kembali ke keadaan semula atau membuka, sedangkan yang disentuh menggunakan lidi tidak membuka kembali. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan luas permukaan pada pensil dan lidi serta adanya panas.

B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saya jadi mengerti dan memahami berbagai jenis gerak pada tumbuhan, terutama gerak tigmonasti pada tumbuhan putri malu. Dan ternyata ada perbedaan jenis sentuhan pada tumbuhan putri malu jika disentuh menggunakan dua benda yang berbeda. Semoga hasil penelitian yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi pembaca.



DAFTAR PUSTAKA
Sutarmi, Siti. 1991. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Saktiyono. 2006. Biologi Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Campbell, Neil A. Biologi Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hermanto, Bambang. 2004. Metode The King Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Herlina, Rose. 2008. Inti Sari Biologi. Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Bandung: Erlangga.
                                                       
















[1] Siti Sutarmi, Biologi Edisi Kelima, (Jakarta: Penerbit Erlangga,1991), hlm. 722
[2] www.binasyifa.com
[3] Saktiyono, Biologi Jilid 1, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006), hlm. 247
[4] Neil A. Cambell, Biologi Edisi Kelima, (Jakarta: Penerbit Erlangga), hlm. 219
[5] Bambang Hermanto, Metode The King Biologi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hlm248
[6] Bambang Hermanto, Metode The King Biologi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hlm 249

[7] Rose Herlina, Inti Sari Biologi, (Jakarta: PT Kawan Pustaka, 2008), hlm. 74
[8] Siahaan, Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan Edisi Kedua, (Bandung: Erlangga, 2004), hlm. 108

1 komentar:

  1. online casino no deposit bonus 2021 - KADANG PICTAR
    This page shows the best online casino bonuses for worrione 2021 and 2020. kadangpintar We have the information to help you with your no deposit 제왕카지노 bonus.

    BalasHapus